LIFT BIKIN PANIK

Hari  Rabu ini, hari yang padat kegiatan. Selain kegiatan rutin, aku harus ke bank yang lokasinya lumayan jauh dari sekolah. Biasa....... dengan driver grab  yang selalu setia antar aku  kemana pun, sampailah di bank itu.  Wah........lebih dari sepuluh tahun tidak ke wilayah ini, banyak perkembangan pesat terutama bank ini,  Dulu hanya satu lantai , tidak luas walau strategis di pinggir jalan raya.  Namun sekarang luas dibangun ke belakang, berlantai 8 pula. Luar biasalah ..... apalagi ada mesin  penjual kopi sistem barcode pay seharga goceng  ( Rp 5.000)) untuk jenis kopi apapun.

 Dari depan langsung disambut pak satpam untuk  scan peduli lindungi. Paling males kalo disuruh barcode, cukup saya tunjukkan kartu vaksin, lolos. Cek suhu  36.6 aman, normal.  Masuk ke front office , di data , ups antrian no 42, yang masuk baru n0 24. Lumayan lama nih, pasti iseng.

Bukan aku  namanya  duduk berdiam diri kalo nunggu. mondar mandir sekeliling, lihat lihat. Naah.... mesin penjual kopi ini patut dikepo in. Tampilan mesin dan gelas gelas kopi nya menarik banget, selain harganya yang 

 ekonomis.  Menunggu jadi tidak membosankan dan haus, kalo ditemani segelas kopi, ada pilihan panas atau dingin. 

Biasalah  jepret sana sini, info baru harus dibagi ke orang lain. Mau tahu saya fotoin apa? karena aku nasabah tetap dari bank DKI, gak papa lah bantu promo in bank milik pemda kota kelahiranku.

Naaah...... mesin ini patut dicoba. Beberapa lama nunggu , itu mesin tidak ada yang  sentuh.  Kutanya satpam, pembayaran kopi bisa dengan apa saja? karena mesin di bank DKI, maka bisa barcode dengan jak pay. Dengan  jak one mobile kutransfer ke jak pay, cuma  Rp 10.000.  

 

Coa ikuti prosedurnya, start, pilih jenis minuman, kopi susu panas, pembayaran di scan,  dan tunggu.

terlhat gelas terisi kopi di dalam ruang kaca, setelah penuh, penutupnya terbuka, dan cepat kuambil.  Woow, ..... kopi susu  panas yang harum, kental, nikmat , setara dengan kopi kopi di cafe yang harganya puluhan ribu. mantap pokoknya.

Baru sedikit sruput kopi   supaya terasa nikmat, nama sekolahku sudah dipanggil, diminta naik ke lantai  7.  Masuk lift ke atas bareng 6 nasabah lain, ditemenin pak satpam. Sempet  aku bercandain,  

" Wah  ... kita ditemenin pak satpam, takut liftnya macet yha?". 

 Selesai urusan di lantai 7, aku bergegas  masuk lift sendirian untuk turun ke lantai 1. Pilih panah turun, masuk, pilih angka 1. Lift pun bergerak turun. Pas di lantai 1, pintu lift tidak terbuka . Menunggu beberapa lama, hampir 3 menit , tidak juga pintu lift terbuka. Ku ketuk, assalamu alaikum.....ku pencet panah pembuka lift, gak terbuka juga. . Ada bel  bergambar lonceng. , ku pencet, kriiiiing...... kriiiing

" Hallo...... ya bu , kenapa" , terdengar suara  opertor lift entah dimana

" Saya  dari lantai 7 mau ke lantai 1, tapi pintunga gak bsa kebuka nih di lantai 1, gimana?"kataku agak panik.

Belum sempat dijawab, lift naik ke lantai 4, dan pintu terbuka di lantai 4, masuk ibu berseragam karyawan. 

" Ibu mau kemana?", tanyanya

" dari lantai 7 mau ke lantai 1, dari tadi gak kebuka di lantai 1, eeeh ibu pangggil baru naik nih liftnya". 

" Masa' sih, biasanya gak masalah". ujar ibu itu

" Saya mau turun di lantai 2, ibu turun sja ke lantai 1, gak papa kok". 

"" Enggak aah..... saya naik tangga aja dari lantai 2, takut gak kebuka lagi di lantai 1", sanggahku mantap. Dan..... aku pun jeluar di lantai 2 dan naik tangga ke lantai 1, alhamdulillah aman..... bisa pulang.

Mikir juga ...... masa' gedung baru liftnya macet? Bukan macet atau rusak, Kata temen ..... ayank beb liftnya mau kenalan ma aku. Ha...ha...ha...bisa jadi.

masalahnya, prose naik lift sudah seperti biasa. harusnya khan di pintu 1 pintunya terbuka, lha belum kebuka , kok sudah naik lagi ke lantai 4? setelah berdua, liftnya turun lancar dan terbuka.

Bekasi, 2 Maret 2022

21.19