Ampuhnya Media Digital
Senin siang ini, sang mentari memancarkan cahaya terang dan kehangatannya ke seluruh wilayah Jakarta Timur. Kunanti kehadiran para siswa di sisi depan kelurahan.
Yaa..... hari ini jadual imunisasi bagi siswa siswi kelas 1,2 dan 5 SDN Duren Sawit di kelurahan . Satu persatu siswa datang dengan didampingi orang tua. Imunisasi dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, bermasker, cuci tangan dan jaga jarak .
ketika datang orang tua menyerahkan lembar persetujuan orang tua , yang mengizinkan anaknya untuk di imunisasi. lalu bergeser ke tempat duduk posisi agak jauh untuk antrian disuntik . Bagi siswa kelas 1 imunisasi Difteri, siswa kelas 2 imunisasi Tetanus dan siswa kelas 5 imunisasi TDT.
Melihat reaksi siswa ketika di suntik, bermacam macam, ada yang asik asik aja, senyum senyum tanpa merasakan sakit, ada yang berwajah tegang melihat jarum suntik, ada yang langsung menangis setelah jarum menyentuh kulit, ada pula yang berteriak keras tak mau disuntik, tak mau duduk, langsung berlari keluar lokasi.
Nah..... awalnya aku hanya menyaksikan semua itu dengan senyum senyum tipis dan menenangkan siswa. Lama lama, segera kuraih smartphone ku dan jepret jepret, beberapa moment pun pindah ke memori HP ku.
Yang menarik adalah ketika salah satu siswa laki laki kelas 2 meronta ronta sambil berteriak ketika sudah duduk di pangku ibunya di depan nakes yang menyiapkan jarum suntik. Tak tahan menahan rontaan anaknya, akhirnya dilepas dan berniat membatalkan untuk disuntik.
Tak lama teman si anak menghampiri dan membujuknya,
"Gak sakit kok, yuk aku temenin", bujuk temannya yang nampak ramah untuk kembali ke lokasi suntik. Dengan tetap menolak, dia meronta.
Berinisiatif bagus ketika kulihat dia meminta HP pada ibu temannya untuk diberikan pada anaknya yang menolak disuntik.
" Nih..... sambil main game aja....... biar gak terasa sakit",
Ha....ha....ha..... tertawa kecil kulihat adegan itu. Dan benar saja...... menurut si anak untuk duduk di kursi depan nakes. Awalnya menolak dan berusaha kabur, namun, dipegang oleh temannya.
"Udah ....duduk aja, sebentar dah, liatin game nya aja", tukas hebat si anak kecil temannya.
Ajaib...... serius dia main game.... fokus pada layar, lupa kalau tangan kirinya sudah disuntik.
"Sudah selesai, gak sakit khan?", tanya tenaga kesehatan sambil senyum.
Senyum senyum si anak itu bangkit dan berjalan sambil masih memandang game pada HP ibunya.
Hhhmm...... itu salah satu hebatnya smartphone mengalihkan perhatian anak anak. Ada yang menjadikannya pengalih makan, penenang anak dari keluyuruan keluar rumah, penenang dari rewel ketika ibunya belanja, masak, mencuci dan lain lain.
Bagi anak anak remaja?
bagaimana menurut anda?
Jakarta, 22 November 2021
Cerpen ny bagus Bu , natural
ReplyDeleteUntuk kondisi seperti itu, smartphone sangat membantu. Selebihnya, sesuaikan dengan kebutuhannya saja. Tulisannya keren, Bu Ewi.
ReplyDeleteSetiap apapun pasti ada dua sisi baik negatif maupun postif, tinggal balik lagi ke penggunanya. Penggunaan smartphone bagi anak dan remaja tetap harus sepengawasan dan izin orang tua.
ReplyDeleteOrang dewasa pun tetap harus diawasi terutama suami, hahaha...
Luar biasa... Media elektronik sangat membantu di saat pandemi covid. 19
ReplyDeleteSalut sama temannya yang memotivasi. Pintar dan peduli.
ReplyDeleteTrik yg jitu nih. Keren kalau dibuat cerpen
ReplyDeleteHape punya daya sihir hehe
ReplyDeletePandai-pandainya orang tua memerankan diri sebagai pengawas kehidupan digital anak.
ReplyDeleteAnak itu lagi mempraktekkan khusuk dlam main game. hehehe
ReplyDelete