WAYANG KULIT

 


Saya  penduduk asli  Jakarta, tidak begitu faham dengan gambar di atas. Wayang kulit begitu penampakannya.  Merupakan kesenian  tradisional  Jawa. Tokoh dalam wayang kulit begitu banyak dengan peran dan karakter masing masing. Banyak  orang  yang rela begadang semalam suntuk untuk    menonton permainan wayang kulit dengan segala kelengkapannya .Hanya itu yang saya tahu.Berbeda dengan penikmat  wayang dan pengamat sejarah kesenian tradisional. Pasti tahu lebih banyak.

Namun, mencoba memahami falsafah wayang kulit, kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran . 

Falsafah yang terkandung dalam wayang kulit menyangkut makna dari setiap alat yang digunakan, yaitu :

Dalang 

Dalam pergelaran wayang kulit , dalang adalah  yang mengatur jalannya sebuah cerita atau lakon. Tanpa dalang wayang tak dapat dimainkan. Dalang diibaratkan sutradara kehidupan ( Tuhan),  yang mengatur  sifat, hidup, mati  serta kelakukan dari tokoh kehidupan ( Makhluk)

Beber atau layar putih

Beber adalah penggambaran  dari bumi yang pada  awal penciptaaanya masih suci sebelum dihuni oleh  makhluk apapun. Ketika  makhluk sudah memaskinya, bumi akan tercemar oleh watak dan dan kelakuan  makhluk itu, hingga layar menjadi hitam atau putih. Ketika akhir cerita layar akan kembali putih menandakan bahwa  semua  makhluk akan binasa  dari bumi  dan layar menjadi putih kembali.

Kelir ( batang Pohon Pisang )

Kelir ibarat raga yang diisin oleh jiwa  yang berbentuk wayang. kelir tidak akan berguna tanpa wayang.kelir hanya digunakan ketika wayang dipentaskan, jika sudah selesai maka kelir dibuang. 

maknanya : 

Raga hanya berharga ketika jiwa masih menancap. bentuk wayang yang ditancapkan ada yang seram, lucu, atau bagus. tergantung perannya. Wayang memiliki 2 sisi pandang. Satu sisi yag dipertontonkan di depan orang banyak  berupa bayangan.  Di satu sisi lain bentuk asli wayang  tetap dipegang  dalang. Ibarat Jiwa dalam genggaman tuhan walau raga bergentayaangan sebagai bayangan.

Pethi ( kotak kayu )

Peti dalam  grup wayang berfungsi sebagai tempat menyimpan wayang. Baik yang  belum digunakan, yang mati maupun  yang masih digunakan. Peti ibarat kuburan bagi tokoh tokoh  wayang. Pada akhirnya setelah usai berperan ia akan  terkunci rapat pada  tempat gelap, sempit dan pengap.

Blencong ( lampu penerang di depan layar )

Blencong ibarat sebuah cahaya ( wahyu) kehidupan.Tanpa  blencong wayang tak akan dapat dimainkan. Ini pengibaratan jiwa dan raga  dari makhluk.  Bahwa makhluk tak akan hidup tanpa cahaya dan cahaya hanya milik Allah sang Maha pencipta.

Wayang  Kulit

  Hasil kerajinan dari kulit sapi/kerbau yang di samak, di keringkan dan di bentuk tipis bertatah  hingga menyerupai wajah. disempurnakan dengan cat  warna. Dibuat berbeda sesuai wajah dari tokoh dan karakter yang akan dimainkan.

Kesenian wayang sering digunakan dalam penyebaran dakwah di tengah masyarakat Jawa. Para walisongo mencoba mendekati rakyat dengan media wayang. Materi yang disampaikan berkaitan dengan penyebaran agama Islam. Falsafah yang terkandung dalam permainan wayang, pun sebagai media dakwah , pengingat akan arti kehidupan.



#Gambar ini merupakan soal tantangan dari narasumber Ibu Ditta  Widya Utami  pada pertemuan ke 9 Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 20 

Sumber : Kumpulan Fitutur Kyai di Facebook



Comments

  1. Sarat makna dari tiap unsur yg ada dalam pewayangan. Luar biasa. Terus nulis. Lihatlah apa yg terjadi

    ReplyDelete
  2. mantep, bun... tergambar dgn jelas. Akhirnya bs tau jg ttg wayang.. sy dr kalimantan

    ReplyDelete
  3. Saya sllu suka dg tulisan bu helwiyah.. luv..luv..

    ReplyDelete
  4. Akhirnya tulisan ini menemui takdirnya ...
    Selamat bu .... 👍👍

    ReplyDelete
  5. Lho..gak tahu ? Kok bisa jadi luar biasa ...🤭👍👍

    ReplyDelete
  6. Luar biasa. Menambah wawasan, sarat makna. Terima kasih Bu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BUKU Mahkota Penulis, BUKU Muara Tulisan

DUNIA KECILKU DI KELAS IB

Rambutan Harga Unik