IGD Dinihari
Kududuk dikursi roda, memandangi beberapa pasien lain d luar ruang IGD RS swasta di Jakarta Pusat ini.di sisi kanan nampak seorang bapak tua terbaring lemah dengan selang tabung oksigen menempel ke arah wajahnya, penuh berselimut tubuhnya karena banyak nyamuk di luar ruangan. Info yang kudapat bapak itu sudah minta pulang setelah dirawat beberapa hari walau belum diperiksa swab PCR ulang. Ngeri juga fikirku dalam hati. Aku sibuk menutupi tubuh dan wajah dengan selendang besarku. kenapa tadi tak sempat bawa raket nyamuk ya, padahal sudah tahu disini biasa banyak nyamuk. Disisi kiri pandanganku tertuju pada wanita tua yang terpasang infus pada tangannya, anak wanita dan laki laki mendampingi,sepertinya mereka menunggu antrian penanganan dokter. Musholla di depan ruang IGD sekarang sudah jadi ruang perawatan pasien covid ...lengkap terpasang kasur pasien,tiang dan selang infus, tabung oksigen, walau alat lengkap namun tak terlihat dari tempatku duduk kalau disitu ada pasien dirawat . Di depan musholla terdapat meja pelayanan dokter dengan pembatas fiber ,lengkap dengan seragam APD dan masker Nampak dokter muda berkacamata dengan ramah menjawab sapa anakku yang bertanya untuk pendaftaran pasien baru datang ,yaitu aku. .Tepat di depan ruang IGD, 10 meter di depanku ada pula laki laki paruh baya yang duduk di kursi roda dengan tangan diperban . sepertinya dia juga tak mau masuk ruang IGD yang kabarnya penuh pasien dan mayoritas pasien terpapar Covid 19.
Anakku kembali menghampiri setelah bertanya pada dokter jaga." Ibu disuruh masuk ke bagian administrasi di dalam," katanya." ibu gak mau,disini aja .disana berisiko.coba kamu bawa kartu kartu ini kesana untuk daftar dan ibu nunggu disini aja,biasanya hanya infus".jawabku sambil menyerahkan kartu rawat jalan,kartu BPJS dan kartu identitas pegawai,karena aku lupa bawa KTP.
Tak lama,perawat laki laki menghampiri sambil menanyakan keluhan yang dirasa dan membutuhkan pertolongan apa .Dokter jaga pun ikut menanyakan solusi apa biasanya yang diterima jika menderita sakit yang kurasakan. Ini kumat yang kesekian belas kali dari rasa sakit yang sama sejak tahun 2008 biasanya hanya diberi infus dan observasi..Namun ,infus tak dapat dilakukan di luar ruangan,harus di kamar IGD.Jika tak mau ke ruangan ,hanya bisa disuntik.Ya, akhirnya aku setuju untuk disuntik saja dengan obat anti nyeri,obat lambung dan obat mual . perawat masuk ke ruang IGD dan kembali dengan meja beroda, yang diatasnya penuh botol obat, alat suntik,perban,plester dan lain lain yang ku tak faham . Tangan kiriku memiliki urat yang menonjol sehingga mudah untuk masuk jarum suntik dan menempatkan wadah untuk memasukkan cairan lewat jarum dan tabung kecil cairan. terasa mengalir gatal melalui darah ketika obat obat itu masuk .Selesai , diminta menunggu reaksi,jika perut dirasa sudah lebih baik,infokan perawat untuk bisa dilepas jarum dan plester sehingga bisa pulang .
Sebelumnya Pukul 02.15 kubangunkan suami,mas...aku sudah gak kuat.sudah habis muntah,perut masih melilit,obat di rumah sudah tak mampu mengurangi rasa sakit yang kurasa sejak sore hari. Aku sudah coba bertahan dengan makan,minum air putih yang banyak,,minum segala obat yang ada,namun tak mempan. kuingat ingat apa kesalahan yang kubuat ,apa makanan yang kumakan sejak pagi,sehjngga kumat kembali radang ususku karena naik asam lambung.
Sepertinya, mangga Indramayu yang kubeli saat jalan jalan tadi pagi. Kumakan saat perutku lapar. Matang dan manis ,namun masih ada kadar asamnya ,walau hanya separuh dari buah mangga itu kumakan,luar biasa reaksinya. Kuusahakan untuk kuat dan bertahan untuk tidak ke rumah sakit karena masa pandemi sekarang ini semua rumah sakit menampung pasien positif covid 19. Berisiko tinggi jika harus ke IGD dan bertemu pasien lain , walaupun belum tentu mereka terpapar Covid 19. Menyerah, akhirnya pukul 02.30 kami berangkat .Aku suami dan anak pertamaku yang perempuan. Sempat muntah cairan di depan rumah.Sepanjang jalan kutahan melilit di perutku.Doa,sholawat ,dzikir kulantunkan dengan suara lemah. Jalanan sepi....tak ada pedagang seperti biasanya,karena saat ini sedang pemberlakuan PPKM ,pembayasan aktifitas masyarakat hingga malam hari Kartu tol habis, terpaksa lewat jalan umum.lebih panjang dan lama,tapi tak macet. Tiba di gerbang Rumah sakit, disambut polisi muda yang piket disitu." Ruang IGD penuh pak " katanya " Kami cuma mau observasi sebentar ,tidak msuk ruang IGD,hanya butuh obat lewat infus" tukas suamiku..
Akhirnya kami masuk area parkir dan sang polisi dengan sigap memberiku kursi roda dan membantuku untuk duduk. Hingga akhirnya aku mendapat perawatan, diberi suntikan ,diberi resep obat yang langsung di ambil di apotek 24 jam rumah sakit. Semua itu hanya berlangsung 1 jam.perutku sudah terasa nyaman.disarankan untuk langsung makan setelah keluar rumah sakit.
Alhamdulillah....akhirnya masa Krisis terlewati. Aku bisa pulang dengan perut lebih.nyaman makan sedikit roti dan air mineral yang suamiku beli di seberang rumah sakit..
Pelajaran hari itu,tubuh kita, kita yang paling tahu .bagaimana seharusnya menjaga supaya tidak sakit Usahakan jangan lengah,jangan lalai dengan makanan yang harus dipantang. Karena sakit itu tak enak,tak nyaman dan menyusahkan orang lain. Jika bisa dihindari kenapa harus sakit karena lalai mengkonsumsi makanan dan minuman. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang dokter dan tenaga kesehatan sedang berjuang menangani pasien yang terpapar Covid 19 yang terus meningkat.Banyak pasien yang meninggal, banyak pula korban dari kalangan dokter dan tenaga kesehatan Mereka mengatakan ,saat ini hanya. Berusaha dan pasrah pada pertolongan Allah SWT, semoga bisa tetap sehat dalam menjalankan tugas. Semoga mereka selalu sehat dan semangat mengemban tugas mulia menyelamatkan nyawa dan penderitaan para pasien.Terima kasih ya Allah,terima kasih Bu dokter terima kasih adek perawat, terima kasih suami dan anakku yang sudah membantuku dinihari itu di depan ruang IGD
Bekasi , 10 Juli 2021
17.35
Ijin mampir Bu Ewi.
ReplyDeleteSalam sehat dan semangat berkarya ya Bu🙏
Kalau boleh berbagi pengalaman menulis di Blog, Jika kita mengetik di awal paragraf, kadangkala tak terlihat bahwa kursor kita masuk satu ketukan Bu.
Jadi pada saat dibuka di HP, menjorok ke dalam.
Semoga Bermanfaat ya Bu.
Mohon maaf jika tidak berkenan🙏🙏🙏
Terima kasih Bun ...saya kurag memperhatikan spasi dan awal paragraf memang. Di android agak sulit mengecek.in sya Allah saya perbaiki lagi
DeleteSehat..sehat..bu..semangat menulis walau sakit..mantul...bisa banyak tulisannya
ReplyDeleteMumtaz. SDH bagus bingit. Gaya novel atau cerita pendek yang menarik.
ReplyDeleteGaya bahasa sudah baik spok.
Lanjutkan.
Begitu menyentuh hati.
Dipesan penulis pun bagus.
Ada ilmu yg perlu diamalkan
Yaitu jaga kesehatan jgn makan yg pantangan.
Saran. Gambar Disimpan paling atas.
Terima kasih pak Dail ..iya .udah akhir baru ingat sisipkan ganbar.next saya perbagus...
Delete