Ice Cream Roll

 




                       Sore Itu sepulang dari  pasar bersama  si bungsu aku mampir ke tempat laundry, ternyata kesorean, laundry sudah tutup.  " Ais, mau jajan apa?" tanyaku pada Ais putra bungsuku. "Ais, mau Hulala bu, itu di seberang", jawabnya. "Memang ada? khan  sudah lama dia tutup", "itu ada di depan toko donat", dia coba meyakinkanku. Wah iya, ternyata es unik itu sudah jualan lagi setelah lama menghilang. Tapi kenapa saat pandemi begini baru berjualan lagi, di saat banyak orang mengurangi minuman dingin. Kami pun menyeberang dan berdiri di depan gerobak es roll tersebut. Tak lama datang seorang  anak muda dengan seragam rapi  dan bersih mendatangi kami. " Es bu, mau rasa apa?", tanyanya. Sejenak kami melihat papan data aneka rasa, topping dan harga yang tercantum di gerobak.  "Rasa vanilla aja ya bu, topping oreo dan cococrunch", Ais pun minta persetujuanku.  "Boleh....".jawabku. "Bang, satu rasa vanilla, topping oreo dan cococrunch yha, Rp 20.000 khan? tanyaku. "baik bu.". jawab  si abang penjual es.. 
                    Lalu, diapun masuk ke toko, membuka frezeer berukuran besar, mengambil 1 kantong plastik kecil berisi cairan cairan kental warna putih, lalu terdengar suara mixer. Rupanya bahan dari frezeer tadi terlebih dahulu dimixer agar mencair dan mudah di olah. Tak lama si abang keluar dengan  bahan es masih dalam tabung kaca mixer. Lalu menyalakan wajan datar berbentuk bulat. "Sebentar ya bu, nunggu frozennya dingin:,  Dalam musim pandemi sekarang,, jajanan semacam ini sepi pembeli apalagi es, yang disarankan untuk tidak dikonsumsi karena memicu flu dan virus corona mudah berkembang. Agak lama menunggu wajan siap  dipakai, si abang  menyiapkan nota dan wadah es. " De, liat deh, nanti cara bikinnya unik, tapi nunggu wajannya dingin, biasanya khan nyalain kompor  supaya panas, ini  malah supaya wajannya dingin", kataku sambil mendekati wajan. kompor atau  alat apapun di bawah wajan datar bundar tersebut tak terlihat, sehingga makin misteri. Setelah dirasa dingin, si abangpun meletakkan bahan es rasa vanilla tadi ke wajan datar bundar besar , dan mulai memainkannya . Diaduk, dicincang, dibolak balik dengan menggunakan 2 sutil atau sendok  lempeng tipis lebar. suaranya jadi ramai, karena 2  bahan stainless beradu . makin lama bahan rasa vanilla tadi makin mengental, wadah makin dingin. Yaaaa...... sudah jadi es, lalu diratakan membentuk segi empat tipis. Perlahan sedikit demi sedikit lembaran es tadi di kerok dengan sendok tipis lebar , membentuk roll atau gulungan  yang kemudian di masukkan kedalam mangkok kertas wadah es. Itu dilakukan sampai lembaran es habis, hingga menjadi 7 Roll. Si abang masuk menambahkan  fla coklat diatasnya, menaburkan topping dengan cococrunch, terakhir menyisipkan oreo hitam 1 buah. Ice Cream Roll siap disantap dengan menggunakan sendok. 
                        Setelah membayar dan membungkus  wadah dengan plastik agar mudah dibawa, kami pun pulang. Proses pembuatan es gulung tadi kudokumentasikan sebagai barang bukti tambahan penulisan ini. prihatin juga melihat pedagang es ini. Masyarakat lebih mementingkan kebutuhan pokok daripada jajanan es. Apalagi harga Rp 20.000,00 merupakan nilai yang cukup berarti. Kali ini kubelikan si bungsu jajanan sebagai hadiah karena sudah mengantar ibu ke pasar sayur dan ikan .sabar menunggu ibunya pindah pindah pedagang tanpa komentar.  yaah.... namanya juga ibu ibu kalo sudah ke pasar, niat belanja 5  macam bisa jadi 10 macam. Apa yang dilihat mendadak merasa butuh dan dibeli. Makanya kalo ke pasar aku selalu bawa uang terbatas , supaya tak khilaf dan  lupa anggaran.


Bekasi, 14 Juli 2021
00.10





Comments

Popular posts from this blog

Anak Istimewa

BUKU Mahkota Penulis, BUKU Muara Tulisan

Kabin Kereta Api